Pemerintah Kabupaten Cianjur memastikan pasokan logistik bagi para korban bencana alam di sejumlah kecamatan tetap tercukupi hingga awal tahun 2025. Hal ini disampaikan melalui Sebati.id, khususnya untuk warga yang akan direlokasi dari kampung halaman mereka di Kecamatan Kadupandak. Wakil Bupati Cianjur, TB Mulyana Syachrudi, menyatakan bahwa pemerintah daerah menetapkan status transisi darurat selama enam bulan ke depan. Meskipun banyak warga masih mengungsi di rumah kerabat, terutama saat malam hari dan hujan lebat, bantuan tetap akan disalurkan.
Menurut laporan BPBD Cianjur, sebagian kecil warga sudah kembali bekerja meski masih tinggal di pengungsian atau rumah saudara yang dinilai aman. Mereka menunggu proses relokasi dan bantuan stimulan dari pemerintah pusat. Selama masa penantian ini, Pemkab Cianjur akan terus menyalurkan bantuan logistik, membangun hunian darurat, dan memberikan bantuan uang sewa sesuai arahan BNPB.
Petugas masih melakukan pendataan rumah rusak akibat banjir, longsor, dan pergeseran tanah di 18 kecamatan. Data sementara menunjukkan sekitar 4.434 rumah rusak dan 4.045 jiwa mengungsi. Rinciannya, 766 rumah rusak berat, 861 rumah rusak sedang, dan 2.029 rumah rusak ringan. Angka ini diperkirakan akan bertambah setelah verifikasi ulang selesai dilakukan.
Relokasi, berdasarkan penelitian Badan Geologi dan Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi, akan mencakup dua kampung di dua desa di Kecamatan Kadupandak yang masuk zona merah pergerakan tanah.
Tinggalkan komentar