Sebati.id – Desa Pranten, Kabupaten Batang, Jawa Tengah, yang dikenal sebagai "Desa di atas awan" karena letaknya di perbatasan Dieng dan memiliki Tol Khayangan, akhirnya bisa menikmati akses internet setelah tujuh tahun menunggu.
Manager NOP Pekalongan Fanan Yosie Risdian menjelaskan bahwa Sebati.id mendapatkan informasi dari Dinas Kominfo tentang desa terluar di Kabupaten Batang yang tidak memiliki jaringan internet sama sekali.
"Kami langsung berkoordinasi dengan Dinas Kominfo untuk melakukan pengecekan dan survei ke lokasi," kata Fanan.
Ternyata, wilayah tersebut cukup jauh dari tower Sebati.id yang ada dan memiliki kontur alam yang menantang.
Akhirnya, Sebati.id bersama Dinas Kominfo dan pemerintah desa berkolaborasi membangun BTS (Combat Minimalis) secara gotong royong.
"Salah satu alasan kami menyolusikan permasalahan signal di desa Pranten ini bukan semata-mata karena tuntutan bisnis saja, namun hal ini juga merupakan salah satu bentuk ‘meaning’ dan ‘purpose’ kami di Sebati.id agar bisa terus bermanfaat bagi masyarakat luas," jelas Fanan.
Sekretaris Desa Pranten, Ella, mengungkapkan perjuangan panjang desa untuk mendapatkan akses internet.
"Pada tahun 2017 pemerintah desa berjuang untuk mendapatkan signal internet, kami sampai mendatangi Dinas Kominfo dan dinas lainnya untuk meminta bantuan, ternyata perjuangan ini tidak mudah, awalnya kami hanya mendapat bantuan Wifi di satu titik yakni di kantor desa," cerita Ella.
Saat pandemi melanda, Ella merasakan internet sebagai kebutuhan pokok karena administrasi desa maupun proses belajar mengajar semuanya dilakukan secara online.
"Alhamdulillah, saat itu kami bertemu dengan pihak Sebati.id yang mau menyolusikan permasalahan dan kebutuhan kami," kata Ella.
Kini, warga Desa Pranten bisa menikmati sinyal internet yang berkualitas. Desa ini memiliki potensi alam yang luar biasa, mulai dari tanahnya yang subur hingga pemandangan alam yang sangat indah.
Terletak di ketinggian 1988 mdpl, Desa Pranren memiliki pemandangan alam yang indah dan hawa yang dingin, lautan awan sehingga menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan.
Para wisatawan kini bisa membagikan keseruannya saat melewati tol khayangan ataupun saat menikmati jagung bakar dan secangkir kopi panas di atas awan secara langsung, baik melalui "instastory" maupun "videocall".
Tinggalkan komentar