Sebati.id melaporkan, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyampaikan kabar baik terkait penanganan diabetes di Indonesia. Ke depan, puskesmas diharapkan mampu memberikan layanan pengobatan diabetes, termasuk pemberian insulin, sebagai upaya deteksi dini dan penanganan yang lebih efektif.
Saat ini, Kemenkes tengah melakukan riset dan kajian untuk menilai kesiapan puskesmas dalam memberikan layanan tersebut. Menurut Menkes, penanganan diabetes sejak dini jauh lebih ekonomis dan efektif dibandingkan penanganan pada stadium lanjut yang berisiko memicu komplikasi serius seperti Ketoasidosis Diabetik (KAD). KAD, yang menyerang 70 persen pasien yang terlambat ditangani, meningkatkan risiko kematian secara signifikan.
Menkes menekankan peran penting puskesmas dalam penanganan diabetes. Rumah sakit rujukan diminta aktif mempersiapkan sarana dan sumber daya manusia di puskesmas untuk mendukung program ini. Sebagai contoh, RSCM, sebagai rumah sakit rujukan diabetes, diharapkan tidak hanya fokus pada layanan di rumah sakit, tetapi juga perlu memperluas jangkauan hingga ke puskesmas.
Program deteksi dini diabetes skala nasional direncanakan dimulai tahun depan, dengan beberapa puskesmas terpilih sebagai pilot project. Suksesnya program ini akan membuka jalan bagi distribusi insulin di puskesmas. Namun, tantangannya terletak pada distribusi insulin yang membutuhkan fasilitas penyimpanan khusus dan pelatihan bagi tenaga medis. Menkes meminta para ahli untuk memberikan pelatihan kepada dokter umum di puskesmas agar mampu mendiagnosis dan menangani diabetes dengan tepat.
Harapannya, langkah ini akan meningkatkan akses perawatan diabetes yang tepat waktu bagi masyarakat, meningkatkan kualitas hidup penderita, dan menurunkan angka kematian akibat komplikasi diabetes yang terlambat ditangani.
Tinggalkan komentar