Sebati.id – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) kembali merosot pada Kamis sore. IHSG ditutup melemah 94,10 poin atau 1,29 persen, berakhir di posisi 7.214,56. Nasib serupa juga dialami indeks LQ45 yang turun 10,75 poin atau 1,21 persen ke posisi 875,70.
![aaa](https://sebati.id/wp-content/uploads/2023/06/aaa.png)
Related Post
Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, Kamis, menyebut bahwa pelemahan IHSG sejalan dengan pergerakan mayoritas bursa saham di kawasan Asia. Hal ini dipicu oleh ekspektasi bahwa bank sentral Amerika Serikat (AS) The Fed akan memangkas suku bunga acuannya dalam pertemuan Desember 2024.
![IHSG Turun Lagi, Ikut Jejak Bursa Asia 1 IHSG Turun Lagi, Ikut Jejak Bursa Asia](https://sebati.id/wp-content/uploads/2024/11/IHSG-anjlok-1-44-persen-06112024-ram-01.jpg)
Ekspektasi ini muncul setelah rilis data Indeks Harga Konsumen (IHK) AS periode Oktober 2024 yang meningkat 0,2 persen pada Oktober 2024, atau tumbuh 2,6 persen (yoy) sesuai dengan ekspektasi.
Para pelaku pasar cenderung bersikap jangka panjang dalam melihat kebijakan moneter The Fed, terutama di tengah pemerintahan Presiden Terpilih Donald Trump yang berpotensi memperburuk inflasi.
Sebelumnya, Presiden Fed Minneapolis Neel Kashkari menyatakan keyakinannya bahwa inflasi akan menyusut dan berada di jalur penurunan.
Selain itu, pelaku pasar juga merespon kekhawatiran ketidakpastian hubungan Amerika Serikat (AS) dengan China. Kebijakan perdagangan Presiden terpilih AS Donald Trump dan penunjukan tokoh anti-China di pemerintahannya berpotensi berdampak pada ekonomi dan pasar China.
Hal ini dikhawatirkan akan mendorong sikap yang lebih keras pada perdagangan dan tarif terhadap China.
Sejak pembukaan perdagangan, IHSG terus berada di teritori negatif hingga penutupan sesi pertama. Kondisi ini berlanjut hingga penutupan sesi kedua.
Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, hanya sektor teknologi yang mencatatkan penguatan sebesar 1,31 persen. Sementara sepuluh sektor lainnya melemah, dengan sektor properti mengalami penurunan terdalam sebesar 1,67 persen, diikuti oleh sektor energi dan sektor barang baku yang masing-masing turun 1,66 persen dan 1,40 persen.
Saham-saham yang mengalami penguatan terbesar yaitu NAIK, DART, DAAZ, SKRN dan MLPT. Sebaliknya, saham-saham yang mengalami pelemahan terbesar yakni BDKR, BOAT, DEWA, MEJA, dan SURI.
Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 1.170.808 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 23,14 miliar lembar saham senilai Rp10,92 triliun. Sebanyak 173 saham naik, 431 saham menurun, dan 182 tidak bergerak nilainya.
Tinggalkan komentar