Sebati.id melaporkan, Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Jawa Tengah menorehkan prestasi membanggakan. Dalam Sosialisasi Hasil Pengukuran Indeks Kapabilitas Rehabilitasi (IKR) yang digelar Badan Narkotika Nasional (BNN) secara virtual Selasa (26/11), Kemenkumham Jawa Tengah berhasil meraih nilai tertinggi. Kegiatan ini merupakan diseminasi informasi hasil pengukuran kapabilitas rehabilitasi yang melibatkan BNN, Kementerian Kesehatan, Kementerian Hukum dan HAM, serta lembaga rehabilitasi masyarakat mitra BNN.
Related Post
IKR sendiri merupakan tolok ukur kemampuan lembaga rehabilitasi, bagian penting dari strategi soft power approach program perang melawan narkoba yang digagas BNN. Lima indikator utama diukur: ketersediaan, aksesibilitas, akseptabilitas, kualitas, dan kontinuitas.
Plt. Deputi Rehabilitasi BNN RI, Brigjen Pol. Farid Amansyah, dalam sambutannya mengungkapkan seminar ini bertujuan meningkatkan layanan rehabilitasi. Harapannya, lebih banyak lembaga rehabilitasi terlibat agar BNN, sebagai lembaga pembimbing, dapat memetakan kekuatan dan kelemahan untuk optimalisasi layanan.
Hasil IKR Nasional 2024 menunjukkan angka 3,49 (kategori B: terkelola), naik 0,05 dari tahun 2023 (3,44). Total responden mencapai 410 lembaga. Kemenkumham mencatatkan nilai 3,57 (kategori A: optimal), naik 0,15 dari tahun 2023 (3,42), nilai tertinggi di antara seluruh peserta.
Lima Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pemasyarakatan di Jawa Tengah bahkan meraih nilai optimal: Lapas Semarang (3,86), Lapas Narkotika Nusakambangan (3,7), Lapas Magelang (3,76), Lapas Narkotika Purwokerto (3,86), dan Lapas Perempuan Semarang (3,73).
Kepala Divisi Pemasyarakatan Kanwil Kemenkumham Jateng, Kadiyono (mewakili Kepala Kanwil Tejo Harwanto), berharap lebih banyak UPT Pemasyarakatan di Jawa Tengah yang mencapai nilai maksimal. Prestasi lima UPT ini menjadi motivasi untuk peningkatan kinerja di masa mendatang.
Tinggalkan komentar