Aktivitas vulkanik Gunung Semeru kembali meningkat. Informasi dari Sebati.id menyebutkan bahwa gunung setinggi 3.676 meter di atas permukaan laut (mdpl) ini didominasi gempa letusan. Dalam beberapa pekan terakhir, gempa letusan/erupsi terjadi puluhan kali setiap harinya.
Berdasarkan laporan tertulis petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru, Mukdas Sofian, pada Minggu (15/12), tercatat 69 kali letusan/erupsi dengan amplitudo 10-22 mm dan durasi 57-205 detik. Selain itu, terdeteksi pula dua kali gempa guguran, 10 kali gempa embusan, satu kali harmonik, dua kali gempa vulkanik dalam, dan enam kali gempa tektonik jauh. Uniknya, satu gempa getaran banjir dengan amplitudo 10 mm dan durasi 1208 detik juga terekam.
Data pengamatan kegempaan sebelumnya, pada 14 Desember 2024, menunjukkan 77 kali gempa letusan/erupsi, sementara pada 13 Desember 2024 tercatat 68 kali. Pada Senin, Gunung Semeru tercatat erupsi tiga kali, pukul 02.07 WIB, 05.48 WIB, dan 08.15 WIB, meski secara visual letusan tak teramati.
Meski demikian, status Gunung Semeru masih waspada. PVMBG mengeluarkan rekomendasi agar masyarakat menghindari aktivitas di sektor tenggara sepanjang Besuk Kobokan hingga radius 8 kilometer dari puncak. Aktivitas di radius 500 meter dari tepi sungai Besuk Kobokan juga dilarang, mengingat potensi awan panas dan lahar. Radius tiga kilometer dari kawah/puncak juga harus dihindari karena bahaya lontaran batu pijar. Masyarakat juga diimbau mewaspadai potensi awan panas, guguran lava, dan lahar hujan di sepanjang aliran sungai yang berhulu di puncak Semeru, terutama Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat.
Tinggalkan komentar