Sebati.id – Pilkada Makassar semakin dekat, dan perang opini pun semakin panas. Seperti pilkada sebelumnya, munculnya survei orderan atau abal-abal menjadi hal yang lumrah. Rahman, warga Makassar, mengatakan bahwa tujuan survei ini adalah untuk menjaring dukungan dengan cara yang tidak jujur.
Related Post
Survei pesanan biasanya dilakukan oleh pasangan calon yang elektabilitasnya tertinggal jauh. Mereka berharap bisa membalikkan keadaan dengan mempengaruhi opini publik. Selain untuk menyemangati tim pemenangan, survei ini juga bertujuan untuk menarik hati pemilih yang belum menentukan pilihan.
Dengan angka-angka yang dibuat-buat, pasangan calon ini berusaha menunjukkan bahwa mereka bisa mengejar ketertinggalan di detik-detik akhir menjelang pemilihan.
Lalu, bagaimana cara mengenali survei orderan atau abal-abal? Rahman, yang juga mantan surveyor, mengungkapkan empat ciri utama:
Pertama, lembaga yang melakukan survei sebelumnya jarang muncul. Saat mereka tiba-tiba muncul dengan hasil survei yang mengejutkan, waspadalah!
Kedua, hasilnya selalu berbeda jauh dengan survei lain yang sudah ada.
Ketiga, …
Keempat, …
Waspadai survei orderan yang ingin menyesatkan publik. Pilihlah pemimpin berdasarkan informasi yang akurat dan kredibel.
Tinggalkan komentar