Warga Takut Bicara Politik di Era Jokowi, Ada Apa?

Sebati.id – Sebuah survei dari Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) mengungkap fakta mengejutkan: mayoritas warga Indonesia takut untuk berbicara politik selama 10 tahun pemerintahan Jokowi. Angka ini meningkat drastis dari 22% menjadi 51%.

Ferdinand Hutahean, kader PDIP, punya dugaan kuat mengenai penyebab ketakutan ini. Ia menilai, warga takut kehilangan bantuan pemerintah seperti Bansos, BLT, dan Kartu Indonesia Pintar.

Warga Takut Bicara Politik di Era Jokowi, Ada Apa?
Gambar Istimewa : fajar.co.id

"Takut tidak dapat Bansos makanya takut bicara politik," ujar Ferdinand melalui akun X miliknya.

Ferdinand bahkan menyebut cara pemerintah menakut-nakuti rakyat dengan bantuan sosial sebagai tindakan kejam.

Selain ketakutan bicara politik, survei SMRC juga menunjukkan peningkatan ketakutan terhadap kesewenang-wenangan aparat penegak hukum (32% menjadi 51%), ketakutan ikut organisasi (14% menjadi 28%), ketakutan menjalankan agama (7% menjadi 21%), dan persepsi atas pelanggaran konstitusi dan undang-undang oleh pemerintah (40% menjadi 52%).

Saiful Mujani, Direktur SMRC, menilai kinerja demokrasi Indonesia mengalami kemunduran signifikan selama kepemimpinan Jokowi, khususnya dalam lima tahun terakhir. Ia menyebut kondisi ini sebagai pergeseran menuju otoritarianisme.

"Kinerja demokrasi dari demokrasi yang hampir terkonsolidasi sebelum Presiden Jokowi memimpin menjadi otokrat atau otoritarianisme telah terjadi, terutama pada lima tahun terakhir Indonesia di bawah kepemimpinannya," kata Saiful.

Jika keberatan atau harus diedit baik Artikel maupun foto Silahkan Laporkan! Terima Kasih

Tags:

Ikuti kami :

Tinggalkan komentar